Pages

Labels

Minggu, 18 Maret 2012

Resensi Buku Merry Riana - Mimpi Sejuta Dolar

Ahooij..
Aku baru aja baca sebuah buku biografi + motivasi yang bagus banget.
Judulnya Mimpi Sejuta Dolar, penulis Alberthiene Endah, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sebelumnya aku agak kurang suka baca buku motivasi dan biografi gitu, karena menurut aku agak ngebosenin sih. Tapi berawal dari coba-coba membaca buku yang begituan akhirnya aku mulai tertarik untuk membacanya lagi, lagi, dan lagi.

Penasaran ya gimana ceritanya? aku kasih referensinya deh.
Happy reading :D

MIMPI SEJUTA DOLAR -  Alberthiene Endah

Mungkin kebanyakan mahasiswa lain akan lebih banyak mengenang masa-masa kuliah mereka dari sisi pengalaman menuntut ilmu  dan pergaulan. Sebagian, mungkin juga menyimpan kenangan perjuangan untuk bisa stabil bertahan kuliah dengan persediaan uang yang sangat minim. Merry Riana ada di katergori yang terakhir.

Kerusuhan Mei 1998 telah mengantarkan Merry ke NTU atau Nanyang Technological University. Mimpinya untuk kuliah dalam kondisi yang nyaman dan persiapan yang wajar ke Universitas Trisakti mendadak sirna. Keluarga Merry berdarah Tionghoa, dan pemberitaan di televisi telah membuat orang tuanya sangat ketakutan. Satu-satunya yang terbesit di benak hampir semua orang keturunan Tionghoa saat itu adalah menyelamatkan diri. Begitu juga dengan keluarga Merry.

Walaupun kondisi finansial keluarga Merry sederhana, tetapi orang tuanya memutuskan untuk mengirim Merry ke Singapura agar pendidikannya terus berlangsung. Dengan berbagai informasi mengenai fasilitas utang pendidikan di Singapura orang tuanya yakin bahwa Merry dapat menekuni kuliah dengan tenang di NTU. NTU menyediakan fasilitas kredit bagi biaya pendidikan yang bekerja sama dengan Development Bank of Singapore. Ayahnya mengatakan bahwa dia akan menabung pelan-pelan untuk melunasi utang itu setelah dia lulus.

Merry yang biasanya selalu di manja dan di lindungi oleh orang yang disayanginya, kini harus berjuang untuk bertahan di Negeri Singa itu. Bermodalkan uang pinjaman dari Development Bank of Singapore, Merry memperoleh uang saku yang diberikan setiap enam bulan, sebesar 1.500 dolar. Setelah dia menghitung uang tersebut untuk dibagi enam bulan, biaya sewa asrama, dan kebutuhan kuliah lainnya, sisanya hanya sekitar 40 dolar. Merry harus bertahan dengan uang sebesar 10 dolar per minggunya. Dengan keterbatasan dana yang sangat mengkhawatirkan, Merry melewatkan perkuliahan yang berat dengan kondisi finansial yang sangat pas-pasan. Berbekal mie instan dan 2 lembar roti tawar per hari, Merry dapat meneruskan hidupnya.

Ketika kesulitan hidup menerpa Merry dengan tiba-tiba, Merry jadi lebih sering mendekatkan diri dengan Tuhan, hingga akhirnya bertemu dengan Alva yang akan menjadi teman seperjuangan dan pendamping hidupnya. Alva selalu menyemangati Merry agar tidak mudah putus asa dan tetap semangat dalam menghadapi kegagalan.

Merry mulai bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sejak liburan tahun kedua kuliahnya, dengan karier awal sebagai penyebar brosur di tempat umum. Berbagai jenis pekerjaan dilakoninya sebagai pegawai toko bunga dan pramusaji di hotel. Namun Merry pernah merasakan kegagalan akibat tertipu oleh bisnis multi level marketing, dan mengalami kerugian besar bersama Alva dalam bisnis jual beli saham. Setelah mengalami keterpurukan yang cukup lama akhirnya Merry  bekerja sebagai penjual produk keuangan. Banyak kegagalan terjadi. Namun, akhirnya ada juga titik yang memberikannya cahaya hingga Merry bisa sesukses ini, hingga dia dapat melunasi utang biaya pendidikannya dan juga dapat membahagiakan orang tuanya.

Dari tahun ke tahun, penghasilannya terus bertambah. Hingga akhirnya keberadaannya sebagai anak muda yang dianggap sukses di Singapura, telah membawanya pada kepercayaan dan pengakuan sebagai motivator. Akhirnya mimpi untuk bebas dari beban finansial sebelum umur 30 tahun menjadi kenyataan.

Tokoh Merry merupakan tokoh yang sangat teladan bagi kita. Merry adalah tokoh yang masih muda, tidak putus asa, selalu mensyukuri nikmat, tidak mengeluhkan semua cobaan yang dihadapinya, dan selalu bekerja keras. Ia selalu berusaha agar mimpinya untuk bebas dari beban finansial sebelum umur 30 tahun itu terwujud.

 Dapat dilihat pada bagian 11 tentang “Jurus-Jurus Sukses!” pada paragraph ke-6.
Sukses memerlukan syarat. Kerja keras, komitmen, kesungguhan, kegigihan, ketekunan, tekad. Dan masih banyak lagi turunan-turunan nilai yang sangat dibutuhkan agar orang berhasil menyandang kesuksesan dalam hidup mereka. Banyak orang tak kuat merangsang nilai-nilai itu dalam upaya mereka sehingga hasil yang muncul jauh dari yang diharapkan.

 Alberthiene Endah, sebagai penulis biografi yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut dari bagian 1 sampai 13 dengan bahasa yang simpel, dan mampu membuat pembaca merasakan suasana yang di alami oleh Merry Riana.

Hadirnya buku “Mimpi Sejuta Dolar” ini sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja, karena buku ini dapat menambah nilai moral dan memotivasi para remaja, dan untuk kita semua.

Salut banget deh sama Merry Riana, dari seorang mahasiswi yang serba kekurangan dan harus menahan lapar setiap harinya kini menjadi seorang jutawan yang sangat sukses, bukan di Indonesia tapi di Singapura. Kisahnya ini sangat menginspirasi kita sebagai anak muda, bahwa segala sesuatu itu harus dikerjakan sungguh-sungguh dan memiliki niat yang kuat.

Go Indonesia !! 

0 komentar:

Posting Komentar